Gejala dan Penyebab ADHD pada Anak yang Wajib Diketahui

ADHD bukan sekadar anak sulit diatur, melainkan gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi fokus, kontrol diri, dan aktivitas sehari-hari.
Memahami kondisi ini membantu kita mengenali gejalanya sejak dini dan memberi dukungan yang tepat agar penderita tetap bisa berkembang dengan baik.
Apa itu ADHD?
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan saraf yang menyebabkan kesulitan dalam memusatkan perhatian, kontrol impuls, dan hiperaktivitas.
Kondisi ini umumnya muncul sejak masa kanak-kanak, dan bisa berlanjut sampai dewasa jika tidak dikenali dan ditangani lebih awal. Mari simak penjelasannya lebih dalam!
Ciri‑Ciri ADHD
Anda mungkin melihat beberapa ciri berikut, mulai dari kesulitan memperhatikan detail, mudah terganggu oleh stimulus kecil, sering lupa atau kehilangan barang, atau tampak tidak mendengarkan saat diajak bicara langsung.
Selain itu ada hiperaktivitas, misalnya sulit diam, selalu bergerak, berbicara terus-menerus, dan impulsivitas seperti bertindak sebelum berpikir, kesulitan menunggu giliran, memotong pembicaraan orang lain.
Penyebab & Faktor Risiko ADHD
Penyebab ADHD belum sepenuhnya diketahui, namun faktor genetik paling sering ditemukan sebagai penyumbang kuat, seperti memiliki anggota keluarga yang juga mengalami ADHD.
Faktor lingkungan juga berperan, misalnya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, paparan zat toksik (misalnya timbal), ibu merokok atau konsumsi alkohol saat hamil, dan cedera otak.
Baca juga: 10 Manfaat Aktivitas Fisik Secara Teratur dan Contohnya
Dampak ADHD jika Tidak Ditangani
Jika Anda atau anak Anda mengalami ADHD tanpa penanganan yang sesuai, dampaknya bisa meliputi prestasi akademik yang menurun karena kesulitan fokus dan mengikuti pelajaran.
Dalam aspek sosial-emosional, ADHD yang dibiarkan bisa menimbulkan hubungan yang buruk dengan teman, keluarga, atau rekan kerja, serta menurunnya rasa percaya diri.
Selain itu, ada risiko gangguan mental lain seperti depresi, kecemasan, juga kemungkinan penyalahgunaan alkohol atau zat adiktif, serta risiko cedera akibat perilaku impulsif.
Penanganan ADHD di Anak
Penanganan ADHD pada anak sebaiknya dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya dengan obat, tetapi juga melalui terapi perilaku, pendekatan pendidikan, dan dukungan keluarga.
Langkah awal yang bisa Anda ambil adalah melakukan konsultasi ke psikiater atau psikolog anak untuk diagnosis dan rencana terapi yang tepat.
Terapi perilaku kognitif (CBT) dapat membantu anak mengelola emosi, membentuk rutinitas, serta mengembangkan keterampilan sosial.
Pada beberapa kasus, dokter juga dapat meresepkan obat stimulan seperti methylphenidate, yang terbukti efektif membantu meningkatkan fokus dan mengurangi impulsivitas.
Penting bagi Anda untuk terus mendampingi dan memahami kebutuhan anak selama proses penanganan.
Tips Praktis Mendukung Anak dengan ADHD
Mendukung anak dengan ADHD bukan soal mencari cara instan, tapi memahami kebutuhan mereka sehari-hari. Berikut ini beberapa tips yang bisa Anda terapkan untuk membantu anak berkembang dengan lebih nyaman dan percaya diri.
1. Strategi di rumah atau sekolah
Anda bisa membuat rutinitas harian yang jelas dan konsisten agar anak dengan ADHD merasa aman dan tahu apa yang diharapkan dari mereka. Misalnya, membuat jadwal pagi, waktu belajar, dan istirahat secara tetap.
Di sekolah, guru dapat memberikan instruksi sederhana dan langsung, menggunakan bantuan visual (gambar, bagan), dan menyediakan tempat duduk yang mendukung (dekat guru, jauh dari gangguan) agar anak lebih mudah fokus.
2. Menyesuaikan metode belajar
Metode belajar yang interaktif lebih efektif dengan menggunakan aktivitas yang melibatkan gerakan, manipulatif, atau elemen praktis agar anak tidak hanya diam mendengar.
Pisahkan tugas menjadi bagian-bagian kecil, berikan istirahat singkat di antara sesi belajar, dan gunakan teknik seperti Pomodoro dengan durasi yang sesuai usia dan kemampuan anak.
3. Nutrisi dan aktivitas yang membantu
Pastikan anak mendapatkan pola makan sehat dengan gizi seimbang, seperti asupan protein, buah dan sayur, serta mengurangi makanan yang tinggi gula, pewarna atau pengawet yang bisa memperbesar distraksi.
Aktivitas fisik rutin seperti bermain di luar, olahraga ringan, berjalan, atau aktivitas yang membuat tubuh bergerak sangat membantu dalam mengelola energi dan meningkatkan fokus.
FAQ tentang ADHD
Mungkin Anda masih punya banyak pertanyaan soal ADHD, wajar, karena memahami kondisi ini memang perlu proses. Berikut beberapa pertanyaan umum yang sering diajukan orang tua maupun guru, lengkap dengan jawabannya.
1. Apakah ADHD bisa sembuh?
ADHD bukan penyakit yang bisa "sembuh" seperti flu, tetapi gejalanya bisa dikelola secara signifikan dengan penanganan yang tepat.
Banyak anak dengan ADHD yang tumbuh menjadi dewasa produktif asalkan mendapat dukungan, terapi, dan strategi belajar yang sesuai sejak dini.
2. Bagaimana membedakan ADHD dengan gangguan fokus biasa?
Anak dengan gangguan fokus biasa biasanya hanya kesulitan konsentrasi sesekali, misalnya saat bosan atau lelah.
Sementara ADHD ditandai dengan gejala yang konsisten, berlangsung lama (lebih dari 6 bulan), dan mengganggu kehidupan sehari-hari di berbagai situasi, baik di rumah, sekolah, maupun saat bermain.
3. Bagaimana jika anak ADHD juga memiliki kesulitan belajar lain?
Tidak jarang anak ADHD juga mengalami learning difficulties seperti disleksia, diskalkulia, atau keterlambatan bicara.
Dalam kasus seperti ini, dibutuhkan evaluasi komprehensif oleh tim ahli (psikolog, terapis wicara, guru khusus) agar intervensinya bisa disesuaikan secara menyeluruh.
Baca juga: 9 Cara Meningkatkan Imun Tubuh Anak Agar Tetap Sehat
Nah, itu dia penjelasan lengkap seputar ADHD pada anak, mulai dari gejala, penyebab, hingga tips praktis mendampingi mereka di rumah dan sekolah. Agar tumbuh kembangnya lebih optimal, jangan lupa dukung juga dengan asupan nutrisi seimbang.
Agar kebutuhan nutrisinya terpenuhi, Anda bisa menambahkan susu kotak Frisian Flag Omega ke dalam menu bekal 4 sehat 5 sempurna untuk si Kecil.
Susu kotak Frisian Flag Omega diproduksi dengan susu segar dengan kandungan zat gizi makro (protein, karbohidrat dan lemak), 7 vitamin (Vitamin A, B1, B2, B3, B6, B12, dan D3) serta mineral (Kalsium dan Fosfor) untuk mendukung pertumbuhan si Kecil dengan varian rasa yang enak.
Menurut Healthy Children, aturan minum susu kotak untuk anak yang berusia 2-5 tahun adalah sebanyak 500 ml dalam sehari. Nah, Susu kotak Frisian Flag Omega ini tersedia dalam kemasan kotak praktis 115 ml dan 180 ml yang bisa Anda sesuaikan dengan kebutuhan si Kecil.
Susu kotak Frisian Flag Omega yang hadir dalam kemasan kotak, dapat dikonsumsi dalam segala suasana, terutama untuk menemani aktivitas si Kecil di luar rumah. Rutin memberikan si Kecil susu kotak Frisian Flag Omega di pagi hari akan memberikannya sumber energi agar dapat terus mendukungnya untuk aktif dalam berkreasi dan beraktivitas.
Jangan lupa manfaatkan Kalkulator Frisian Flag Massa Tubuh yang dapat membantu Anda maupun si Kecil dalam mengetahui angka IMT (Indeks Massa Tubuh). Setelah menghitung IMT, Anda bisa menghitung kebutuhan kalori harian dan jumlah kalori setiap makanan dengan menggunakan Kalkulator Gizi. Yuk, coba fiturnya sekarang!