Kenali Stunting pada Anak Penyebab dan Ciri Cirinya

Apakah Anda pernah mendengar istilah stunting dan penasaran apa artinya bagi tumbuh kembang anak?
Stunting bukan hanya soal tinggi badan, tapi juga berkaitan erat dengan kesehatan dan masa depan si kecil. Yuk, kita ketahui bersama penyebab, ciri-ciri, dan cara mengenali stunting sejak dini!
Apa itu Stunting?
Stunting adalah kondisi pada anak di mana pertumbuhan tinggi badan tidak sesuai dengan usia akibat kekurangan gizi yang berlangsung dalam jangka waktu panjang. Salah satu hal yang penting untuk diketahui ialah stunting berbeda dari gizi buruk.
Gizi buruk (wasting atau kurang gizi) biasanya merujuk pada berat badan yang rendah dibanding tinggi badan dalam waktu yang relatif singkat dan bisa terlihat dengan penurunan drastis berat badan dan kondisi tubuh kurus.
Sedangkan stunting lebih ke masalah pertumbuhan tinggi badan dan perkembangan fisik dan kognitif yang terganggu karena kurang gizi kronis, terutama selama 1000 hari pertama kehidupan (dari dalam kandungan sampai usia 2 tahun).
Penyebab Stunting
Ingin tahu apa saja faktor yang membuat anak rentan mengalami stunting? Mari telusuri penyebab utama yang sering menjadi pemicu kondisi ini.
1. Kurangnya Asupan Gizi Jangka Panjang
Anda perlu tahu bahwa jika anak tidak mendapat makan bergizi seimbang dalam waktu lama, nutrisi penting seperti protein, zat besi, vitamin, dan mineral bisa tidak tercukupi.
Khususnya pada masa kehamilan ibu dan saat anak masih bayi hingga usia 2 tahun (periode emas), jika asupan ibu hamil atau bayi tidak mencukupi, hal ini dapat memengaruhi pertumbuhan tulang dan organ penting lainnya.
2. Infeksi Berulang dan Sanitasi Buruk
Anak yang sering mengalami infeksi, terutama infeksi pencernaan (seperti diare), atau infeksi lainnya, akan kehilangan nutrisi atau tidak bisa menyerap makanan dengan baik. Hal ini dapat memperparah kekurangan gizi yang ia alami.
Sanitasi yang buruk seperti air tidak bersih, toilet tidak layak, lingkungan kotor, dan kurang cuci tangan, semua ini meningkatkan risiko infeksi dan menghambat penyerapan nutrisi.
3. Faktor Sosial-Ekonomi
Selain faktor medis dan gizi, ada banyak faktor sosial-ekonomi yang ikut memengaruhi anak untuk mengalami kondisi ini.
Seperti pendapatan keluarga rendah, akses terhadap makanan bergizi terbatas, pendidikan orang tua yang kurang, serta tinggal di daerah dengan fasilitas kesehatan atau sanitasi kurang memadai.
Ketidaktahuan atau kurangnya pemahaman tentang gizi seimbang dan pemberian makanan pendamping ASI, serta kualitas ASI itu sendiri juga dipengaruhi oleh latar sosial ekonomi.
Baca Juga: 10 Cara Hidup Sehat dan Kebiasaan Buruk yang Harus Dihindari
Ciri‑Ciri Anak Stunting
Bagaimana cara mengetahui apakah anak mengalami stunting? Yuk, kenali ciri-ciri anak stunting sejak dini agar Anda bisa segera mengambil langkah yang tepat.
1. Tinggi Badan Lebih Pendek dari Usia
Salah satu ciri paling jelas adalah anak tampak “pendek” atau lebih rendah tinggi badannya dibanding anak seusianya. Bila diukur, hasilnya berada di bawah standar pertumbuhan tinggi badan WHO, misalnya kurang dari −2 standar deviasi.
Magnetnya bahwa ciri ini sering baru terlihat setelah beberapa waktu, sehingga penting dilakukan pengukuran tinggi badan secara rutin agar Anda bisa mendeteksi sejak dini.
2. Perkembangan Motorik dan Kognitif Terlambat
Bukan hanya tubuhnya yang terpengaruh, melainkan juga kemampuan motorik (gerak kasar dan halus) dan perkembangan otaknya.
Anak stunting bisa saja terlambat merangkak, berjalan, berbicara, atau menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan koordinasi.
Kognitifnya juga bisa terganggu, seperti kemampuan konsentrasi, memori, daya tangkap bahasa, dan prestasi belajar bisa lebih rendah dari anak yang tumbuh secara normal.
3. Tanda Klinis Lain
Beberapa tanda lain yang mungkin muncul termasuk berat badan yang kurang naik atau sulit naik, pertumbuhan gigi yang terlambat, sering sakit atau infeksi karena daya tahan tubuh yang lebih rendah, serta wajah tampak lebih muda dari usianya.
Anak dengan stunting juga mungkin menunjukkan tanda klinis seperti kulit yang kurang sehat, rambut tipis, atau kurang vitalitas dibandingkan teman seusianya.
Bahaya Stunting
Stunting bukan hanya soal tinggi badan anak yang tidak sesuai usia. Yuk, kenali lebih dalam berbagai bahaya stunting, baik yang terlihat sekarang maupun dampaknya di masa depan.
1. Dampak jangka pendek
Stunting dapat membuat anak lebih mudah terserang penyakit seperti infeksi saluran pernapasan atau diare karena daya tahan tubuh lemah, serta menghambat perkembangan motorik dan kognitif sehingga anak bisa terlambat berbicara, belajar, atau beraktivitas fisik.
2. Dampak jangka panjang
Jika tidak ditangani, stunting dapat menurunkan potensi maksimal otak anak, memengaruhi kecerdasan, daya ingat, prestasi sekolah, serta berdampak pada produktivitas saat dewasa karena kesehatan yang rentan dan kapasitas kerja lebih rendah.
Pencegahan Stunting
Pencegahan stunting perlu dilakukan sejak masa kehamilan dengan memastikan gizi ibu tercukupi, pemeriksaan rutin, serta pemberian ASI eksklusif setelah bayi lahir.
Setelah itu, berikan makanan pendamping ASI yang bergizi seimbang, jaga kebersihan dan sanitasi lingkungan, serta berikan edukasi gizi kepada orang tua agar tumbuh kembang anak tetap optimal.
FAQ Stunting
Masih punya pertanyaan seputar stunting dan cara mengatasinya? Di bagian FAQ ini, kami rangkum jawaban dari pertanyaan yang paling sering ditanyakan orang tua seperti Anda.
1. Apakah stunting bisa diperbaiki setelah usia 2 tahun?
Setelah usia 2 tahun, stunting umumnya sulit diperbaiki terutama pada tinggi badan dan perkembangan otak, namun gizi baik, stimulasi, dan perawatan tetap bisa membantu meminimalkan dampaknya.
2. Apa makanan pencegah stunting?
Makanan pencegah stunting adalah yang kaya protein, vitamin, mineral, dan mikronutrien penting seperti zat besi, kalsium, vitamin A, D, serta zinc, dengan variasi MPASI, buah, sayur, dan lauk hewani atau nabati.
Baca Juga: 4 Peran Penting Gizi Seimbang untuk Jaga Kesehatan Tubuh
Setelah memahami bahaya dan penyebab stunting, Anda tentu ingin memberikan asupan terbaik untuk si Kecil agar tumbuh optimal. Selain gizi seimbang dan pola hidup sehat, pilihan nutrisi harian juga tak kalah penting.
Sebagai pelengkap pola hidup sehat dan pendukung cara belajar efektif, Anda juga bisa memberikan susu UHT siap minum seperti Frisian Flag Nutribrain Omega yang sudah mendapatkan logo centang hijau dari BPOM yang menandakan bahwa Frisian Flag Nutribrain Omega merupakan 'Pilihan Lebih Sehat' dibandingkan produk sejenis lainnya.
Susu ini diformulasikan khusus untuk anak usia 3-12 tahun dan mengandung Omega 3 & 6, serta asam linolenat yang penting untuk mendukung perkembangan otak anak. Dengan rasa lezat dari susu segar, Frisian Flag Nutribrain Omega bisa jadi pilihan lebih sehat untuk bantu anak memiliki akal cermat.
Frisian Flag Nutribrain Omega juga merupakan sumber protein, serta 9 vitamin dan 4 mineral. Vitamin dan Mineral ini termasuk, vitamin A, D3, E, B1, B2, B3, B6, B12, Kalium, Kalsium, Fosfor, Iodium, dan Zink.
Frisian Flag Nutribrain Omega, Nikmat & Bernutrisi!
Jangan lupa manfaatkan Kalkulator Frisian Flag Massa Tubuh yang dapat membantu Anda dalam mengetahui angka IMT (Indeks Massa Tubuh).
Setelah menghitung IMT, Anda bisa menghitung kebutuhan kalori harian dan jumlah kalori setiap makanan Anda dengan menggunakan Kalkulator Gizi. Yuk, coba fiturnya sekarang!