Saat bekerja, Anda akan bertemu banyak orang dari berbagai latar belakang budaya dan pendidikan. Wajar jika terjadi perbedaan pendapat atau ‘gesekan’. Konflik pun jadi sebuah yang diterima sebagai sesuatu yang wajar dan tak bisa dihindarkan.
Dalam bekerja, konflik tak bisa dihindari. Konflik bisa terjadi saat brainstorming di tengah meeting internal atau saat ada benturan kepentingan lintas divisi. Konflik juga bisa terjadi antara Anda dan kolega maupun antara Anda dan atasan Anda. Tak heran, kemampuan mengelola konflik jadi salah satu hal yang akan menentukan masa depan karir Anda.
Agar tak salah langkah dalam menyikapi konflik, simak tips mengatasi atau mengelola konflik di kantor berikut ini:
1.Tetap berpikir positif
Konflik memang bisa membuat suasana jadi tak nyaman karena kecurigaan atau negative thinking, berpikir positif bisa membuat suasana menjadi lebih baik. Berpikir positif bisa membantu Anda untuk melihat ‘bigger picture’ dan fokus mencari win-win solution, tidak terjebak pada perselisihan atau menang-kalah.
2.Tetap profesional
Sikap sopan bisa menimbulkan rasa segan pihak-pihak yang berkonflik pada Anda. Dengan menunjukkan profesionalitas, pihak-pihak yang berkonflik akan menghormati pendirian Anda dan tak mencoba ‘membujuk’ Anda untuk berpihak.
3.Sebisa mungkin bersikap netral
Salah satu elemen penting bersikap profesional adalah dengan mengambil posisi netral. Selain untuk menjaga hubungan dan ‘merangkul’ pihak-pihak yang berkonflik, Anda juga berkesempatan untuk bisa mendengar cerita dari berbagai sisi.
4.Kendalikan emosi
Meski Anda sudah bersikap netral, tetap ada kemungkinan Anda terseret konflik. Namun jangan biarkan emosi atau pemikiran negatif mempengaruhi interaksi atau keputusan Anda. Tetaplah bersikap objektif dan jangan tergesa-gesa mengambil keputusan. Bila terpaksa mengambil keputusan penting dalam situasi konflik, mintalah waktu agar Anda bisa memikirkan langkah yang akan diambil dengan objektif dan rasional.
5.Bertindak dengan empati
Ada ungkapan “One often could not see the forest for the trees”. Memang, konflik kadang membuat pihak-pihak yang terlibat terlalu fokus pada satu masalah yang seolah tak ada jalan keluarnya. Di sinilah empati bisa membantu Anda melihat “the forest”. Dengan empati, Anda akan mampu merasakan apa yang orang lain rasakan, memahami mengapa pihak-pihak yang berkonflik mengambil keputusan tersebut, dan memahami apa dampaknya bagi mereka. Anda jadi bisa melihat ‘gambar besar’ dari konflik. Langkah berikutnya, tularkan empati Anda, ajak pihak-pihak yang terlibat untuk saling mengerti posisi satu sama lain dan mencari jalan keluar bersama-sama.
Meski ingin pekerjaan berjalan lancar dan Anda bisa berteman dengan semua orang, konflik tak bisa dihindari. Namun ingat, sebenarnya konflik adalah adalah pengalaman yang mengajarkan tentang pentingnya sikap mental positif: kesopanan, pengendalian stres dan emosi, serta menumbuhkan empati dan toleransi. Memang, kemampuan mengelola konflik tak bisa Anda kuasai dalam semalam. Namun dengan terus belajar dari setiap konflik yang dihadapi, tak hanya karir Anda yang terbantu, Anda pun akan tumbuh sebagai pribadi yang lebih baik.
Tidak jarang kita merasa sulit untuk memilih. Entah karena merasa tidak punya pilihan atau malah terlalu banyak pilihan. Tidak hanya keputusan yang besar, pilihan sehari-hari juga tidak jarang membuat kita overwhelmed.
Memiliki opini tentang suatu isu dalam pekerjaan, namun ragu apakah harus menyuarakan pendapat? Ini cara mengalahkan rasa takut Anda.
Tahukah Anda, sekarang perusahaan memang menjadikan media sosial salah satu cara menyeleksi calon karyawan dan menilai kepuasan kerja karyawan.